RADARBLORA.COM,– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora mengambil langkah strategis dan inovatif untuk mengatasi persoalan kesejahteraan 1.170 anak yatim di wilayahnya. Melalui gerakan filantropi massal bertajuk “Sedekah Subuh”, Pemkab bertekad memastikan seluruh anak yatim, dari PAUD hingga SMP, mendapat jaminan biaya hidup dan pendidikan.
Inisiatif ini muncul sebagai respons atas keterbatasan anggaran daerah (APBD) dalam memenuhi kebutuhan seluruh populasi anak yatim yang tersebar di 16 kecamatan. Data dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Blora mengonfirmasi angka tersebut dan menegaskan tingginya kebutuhan akan dukungan berkelanjutan.
“Gerakan ini adalah inisiasi langsung Bupati Blora untuk memastikan semua anak yatim tercover. Karena keterbatasan APBD, kami mengajak seluruh jajaran, mulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk memberikan contoh dan mengajak masyarakat bergotong royong,” jelas Wakil Ketua I Baznas Kabupaten Blora Bidang Pengumpulan Data, Widodo, S.Ag, M.Pd., Selasa (30/9/2025).
Widodo menekankan, gerakan ini tidak bersifat memaksa atau memotong hak finansial ASN seperti gaji atau tunjangan. Mekanisme utamanya adalah penggunaan “kaleng sedekah” sebagai simbolisasi bahwa kontribusi harus lahir dari kesadaran sendiri, murni tulus dari hati.
Untuk mengakomodir kemajuan zaman dan menjaga privasi para dermawan, Baznas Kabupaten Blora menyediakan dua kanal donasi. Selain metode manual, disediakan pula jalur digital melalui aplikasi Bank Jateng atau BRImo.
“Bagi yang mengutamakan kerahasiaan nominal, transfer online adalah solusinya. Data sedekah akan sangat terprivasi. Yang tahu hanya dia (penderma) dan Malaikat. Kami menjamin itu,” tegas Widodo, menyiratkan komitmen terhadap transparansi dan kepercayaan.
Widodo kembali menjelaskan, dana yang terkumpul akan dihitung dan dilaporkan secara berkala setiap bulan. Penyalurannya akan dilakukan secara langsung melalui kegiatan gerakan subuh berjamaah dan melalui institusi sekolah, setelah proses pendataan ulang di tingkat sekolah dinyatakan selesai.
Langkah Kabupaten Blora ini dinilai sebagai terobosan signifikan dalam memperkuat sistem jaring pengaman sosial berbasis partisipasi komunitas, yang dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia, pungkasnya. (YS)