RADARBLORA.COM,– Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Badan Usaha Milik Desa (BumDes) se-Kabupaten Blora, Kamis 13 November 2025. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Serbaguna Nahdhatul Ulama (NU) ini bertujuan untuk menyelaraskan langkah dan memperkuat kapasitas BumDes sebagai penggerak utama perekonomian desa.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas PMD Kabupaten Blora, Yayuk Windrati, S.IP., menyampaikan bahwa rakorn tahunan ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan, sebagai upaya berkelanjutan untuk mendorong kemajuan BumDes. “Semoga dalam pertemuan pada hari ini membawa barokah dan kemajuan bagi kita semua di Kabupaten Blora,” ujarnya di hadapan para peserta.
Tantangan Penyertaan Modal Non-APBN.
Isu strategis yang menjadi sorotan utama dalam rakor tersebut adalah kendala penyaluran dana non-APBN (non-mandatory) untuk penyertaan modal BumDes. Yayuk mengungkapkan sebuah data kritis: sekitar 16% dana non-APBN di masing-masing desa hingga saat ini belum dapat dicairkan.
Ia menjelaskan kompleksitas masalahnya. “Penyertaan modal tahap satu tidak bisa cair karena harus bergeser dari kode rekening bidang menjadi penyertaan modal. Skema pengelolaannya berbeda dengan dana pemberdayaan sebelumnya,” jelas Yayuk.
Ditegaskannya dengan sangat jelas bahwa dana ini memiliki sifat yang fundamental berbeda dengan bantuan sosial. “Ini adalah modal yang harus dikembalikan, bukan bantuan sosial,” tegasnya. Penekanan ini menyoroti pentingnya pemahaman yang tepat terhadap mekanisme perencanaan dan pertanggungjawaban keuangan yang akuntabel di tingkat desa.
Mengenai Dana Desa (DD) tahap 2, Yayuk menyatakan bahwa pencairan untuk BumDes masih terkendala status earmark (dicadangkan) pada sebagian desa. Pihaknya saat ini masih menunggu kebijakan lebih lanjut dari pemerintah pusat untuk memungkinkan pencairan dana non-earmark tersebut.
Kunci Sukses: Perencanaan Matang dan Profesionalisme.
Kemudian di luar persoalan pendanaan, Yayuk Windrati juga menekankan bahwa kunci kesuksesan BumDes terletak pada kualitas perencanaan dan profesionalisme pengelolaannya. Ia mengingatkan bahwa kesalahan di tahap perencanaan akan berimbas pada seluruh rangkaian operasional BumDes.
“Perencanaan harus benar dari awal. Jika salah, itu akan menjadi pintu masuk bagi segala macam masalah. Saya menantang Bapak dan Ibu pengelola BumDes untuk meningkatkan profesionalisme, karena pengelolaan BumDes tidak boleh dilakukan asal-asalan,” pesannya dengan tegas.
Meski memberikan tantangan, Yayuk tak lupa mengapresiasi komitmen dan keikhlasan para pengelola BumDes yang telah mengabdi untuk kemajuan masyarakat desa. Ia menutup sambutannya dengan harapan dan semangat, “Semoga Kabupaten Blora Jaya, Jaya, Jaya! Makmur, Makmur, Makmur!”
Rakor BumDes se-Kabupaten Blora ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi pemantik untuk menyelesaikan berbagai kendala administratif, mempercepat penyaluran dana yang tertahan, dan pada akhirnya mengoptimalkan peran BumDes sebagai pilar penggerak ekonomi desa yang berkelanjutan di Blora. (YS)

















