HALOBLORA.COM – USAHA Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kembali akan diuji ketangguhannya untuk bisa menopang percepatan pemulihan ekonomi Indonesia yang terpuruk akibat Pandemi Covid-19.
Kalau di masa krisis ekonomi 1998, sektor ekonomi mikro ini terbukti tegar menghadapi badai krisis, dimasa pademik virus Corona ini, UMKM kembali diandalkan untuk bisa membangkitkan ekonomi Indonesia.
Seperti yang diungkapkan staf Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu yang mengatakan, bahwa dana pada pos pemulihan ekonomi sebesar Rp150 triliun akan difokuskan guna membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Febrio menjelaskan dana Rp150 triliun itu merupakan bagian dari tambahan belanja dalam APBN 2020 sebesar Rp 405,1 triliun yang digunakan untuk penanganan dampak covid-19.
“Ini yang ingin kita lihat bagaimana Rp150 triliun ini bisa efektif untuk mengurangi beban mereka yang di sana. Jadi, fokusnya memang ke UMKM. Banyak tenaga kerja, utamanya sektor informal, bergantung pada sektor UMKM” paparnya.
Diakatakan membantu UMKM dapat bertahan berarti juga membantu terjaganya pasar tenaga kerja dan daya beli masyarakat di tengah pandemi covid-19 “ jelas Fabrio dalam sebuah Webinar di Jakarta beberapa waktu lalu
Dijadikankanya UMKM sebagai andalan penopang pemulihan ekonomi Indonesia, dimata Agus Sugiyanto, SE, sosok pengusaha muda dari Blora dikatakan sebagai angin segar untuk membangkitkan kembali sektor ekonomi mikro yang sempat terpuruk selama terjadi pandemic Covid 19.
“Kesempatan ini tentu tidak boleh disia-siakan oleh para pelaku UMKM, harus direspon dengan semangat dan pola pikir baru untuk menjawab tantangan dalam pengembangan UMKM ke depan.” papar Agus yang diajak bincang-bincang wartawan terkait hari UMKM Nasional (12 Agustus 2020) kemarin.
Agus Sugiyanto bersama isteri
Agus Sugiyanto, yang juga kandidat Balon Wakil Bupati Blora yang berpsangan dengan Hj. Umi Kulsum mengatakan, UMKM baik saat pandemik covid 19 atau saat tidak, kiranya perlu dikembangkan mulai dari SDM sampai produk, marketing, link serta organisasi dan wadahnya.
Karena organisasi atau perkumpulannya itu sendiri harus aktif untuk anggotanya. Karena industri berbasis 4G, jika kita tidak mampu menaikkan grade kita maka hanya akan menghasilkan produk musiman.
“Semua itu tentunya dengan bantuan dari Pemerintah Kabupaten juga dan Pemerintah Pusat atau Provinsi disini melalui Kementerian. Baik itu lewat seminar dan pelatihan baik perorangan maupun kelompok kita bisa ajukan ke Balai Latihan Koperasi (Balatkop)” jelasnya.
Jadi Tolok Ukur
Diungkapkan pengusaha kelahiran Blora 7 Oktober 1978 ini, UMKM adalah elemen penting dalam ekonomi mikro yang tentunya bisa menjadi industri kecil menengah bahkan bisa menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
“UMKM menjadi tolok ukur berjalannya roda ekonomi mikro suatu daerah dan memang seharusnya pun masyarakat dapat membeli dan berbangga dengan produk Daerah tersebut. Contohnya batik dengan ciri khas Blora yang bisa digunakan semua pegawai negri ataupun swasta Blora, secara tidak langsung akan membuat UMKM batik Blora berkembang, sehingga tidak kalah dengan batik dari daerah lain, seperti Lasem, Solo atau Yogya “ terang Agus.
Juga dengan produk makanan yang menjadikan khas Blora seperti tempe keripik, masyarakat harus juga ikut mengenalkan produk produk Blora sebagai oleh oleh untuk kerabat yang jauh ada di luar Blora .
Menurut Agus, pengembangan UMKM kedepan harus diiringi dengan inovasi produk baik itu dari rasa, packaging dan marketing link. Harus bersinergi dengan semua elemen.
Misalnya Blora yang memiliki slogan dolanbloro, UMKM dan pariwisata tidak bisa berjalan sendiri. Perlu sinergi karena bila ekonomi mikro berputar maka roda ekonomi makro akan berputar juga .
Ditambahkan yang perlu dilakukan oleh pelaku UMKM adalah meng-uprade SDM dan produknya. Disini Pemkab berperan penting untuk terlibat, misalnya ikut mengenalkan di setiap pameran- pameran baik di dalam maupun di luar daerah, serta memperhatikan produk yang sudah mempunyai inovasi bagus baik sisi produknya itu sendiri maupun packagingnya.
Karena dengan melakukan pembinaan intens terhadap produk UMKM, akan menjadikan UMKM bisa berkontribusi maksimal dalam menyumbang PAD bagi Pemkab. Pelaku UMKM perlu ada pendampingan dan diberi berbagai kemudahan regulasi, seperti perizinan, akses dan juga permodalan.
“Perlu ditekankan berbicara tentang UMKM, bukan sebatas soal produk dan pemasaran, namaun sisi yang tidak kalah penting diperhatikan adalah inovasi dan kreatifitas serta membuat link, sehingga market akan terlihat “pungkas Agus Sugiyanto, SE(RED-HB01)