Blora Surplus Beras Besar, Hadapi Dilema Antara Harga Petani dan Inflasi Nasional

RADARBLORA.COM,– Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menggelar Seminar Nasional Kemandirian Pangan dan Kesejahteraan Petani dengan tema “Pangan Tersedia Petani Sejahtera”, Sabtu 27 September 2025. Seminar tersebut berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora ini mengungkap sebuah realitas menarik: Blora ternyata menghasilkan beras yang jauh melebihi kebutuhannya sendiri, namun hal ini justru menciptakan dilema klasik antara menaikkan kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas harga (inflasi).

Bacaan Lainnya
Yuk pasang Iklan

Melalui Sekretaris Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Lilik Setiawan, pemkab memaparkan data yang mencengangkan. Produksi beras Blora mencapai lebih dari 300.000 ton per tahun, sementara konsumsi masyarakatnya hanya sekitar 73.000 ton.

“Artinya, surplus beras kita sangat besar, lebih dari 75%. Ini berkah sekaligus tantangan,” ujar Lilik, mewakili Ngaliman Kepala DP4 Kabupaten Blora.

Dilema: Produksi Tinggi vs Ketakutan Inflasi.
Permasalahan utama yang dihadapi, menurut Lilik, adalah distribusi. Karena produksi melimpah, beras Blora harus dikirim ke kabupaten/kota atau provinsi lain. Namun, di situlah dilema muncul.

“Kita diperintahkan untuk terus meningkatkan produksi. Tetapi, ketika produksi tinggi dan petani ingin harga jual yang baik, hal itu berpotensi memicu inflasi. Ini yang sering membuat kami bingung,” jelasnya.

Ia menyoroti kontradiksi kebijakan antara mendorong produktivitas dengan menjaga stabilitas harga nasional, yang kerap berbenturan dengan kepentingan kesejahteraan petani di tingkat akar rumput.

Inovasi untuk Kemandirian dan Pasar.
Di sisi lain, hadir pakar Ekonom Ahli KP BI Provinsi Jawa Tengah Gunawan Wicaksono, menyampaikan sejumlah inovasi untuk mengatasi tantangan tersebut. Salah satunya adalah dengan mempromosikan beras organik Blora yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Ia mengapresiasi komitmen Bupati Blora dan dukungan PKK setempat dalam mengembangkan gerakan beras organik yang sudah bersertifikat.

“Kita punya Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) organik. Untuk memasarkannya, kita bisa membangun kerja sama langsung antar Gapoktan, misalnya dengan Kota Semarang,” papar Gunawan.

Dia menjelaskan bahwa Kota Semarang hanya mampu memenuhi 10% kebutuhan berasnya, sementara 90% sisanya didatangkan dari daerah lain, termasuk berpotensi dari Blora. Skema Business to Business (B2B) antar Gapoktan ini dinilai bisa memotong mata rantai distribusi yang panjang, sehingga petani mendapat harga lebih baik dan kota pembeli mendapat pasokan yang lebih terjangkau.

Dukungan Teknologi dan Infrastruktur.
Seminar ini juga menampilkan berbagai capaian inovasi pertanian di Blora yang didukung oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia, seperti rumah kompos, greenhouse, dan yang terbaru adalah “rumah burung hantu” di Desa Tanjung, Kecamatan Kebonamatan. Rumah burung hantu merupakan metode alami untuk pengendalian hama tikus.

Meski demikian, tantangan infrastruktur masih ada. Gunawan menyebutkan bahwa Blora membutuhkan dukungan core storage atau gudang penyangga beras modern. Saat ini, bantuan untuk mengaktifkan gudang semacam itu masih terbatas dan membutuhkan kerja sama yang lebih kompleks.

Seminar ini menyimpulkan bahwa untuk mewujudkan “Pangan Tersedia, Petani Sejahtera”, Blora perlu tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada inovasi pemasaran, pembukaan akses pasar langsung, dan perbaikan infrastruktur pasca panen. Dengan demikian, surplus beras yang besar dapat benar-benar menjadi berkah untuk mensejahterakan petani tanpa harus dikhawatirkan menjadi pemicu gejolak harga. (YS)

Yuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang Iklan

Pos terkait

Yuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *