HALOBLORA.COM- Acara Pagelaran Budaya yang diselenggarakan oleh IMPARA UIN Walisongo dengan Tema Meruwat Budaya Blora , Merawat Identitas Indonesia ini bertujuan untuk memperkenalkan Budaya khas Blora kepada masyarakat umum. Pagelaran Budaya ini bertempat di Taman Ngaliyan , Tambakaji Semarang.
Kegiatan Pagelaran Budaya ini merupakan kali pertama diselenggarakan oleh IMPARA UIN Walisongo. Pagelaran Budaya ini diselenggarakan pada Hari Sabtu malam, pukul 19.00 sampai selesai . Pagelaran Budaya ini menampilkan Kesenian Barongan dimana barongan merupakan kesenian khas dari Blora, yang banyak diminati oleh masyarakat luas. Selain Barongan ada juga Bazar buku karya Bapak Pramoedya Ananta Toer dan Soesilo Tour, kuliner khas Blora yaitu pecel dan kopi santan. Menampilkan pula tari gambyong , musikalisasi puisi , pengenalan tokoh-tokoh blora, teater samin, seni barongan , jaranan.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai organisasi daerah yang berada di UIN Walisongo atau biasa disebut Forsida UIN Walisongo selain Forsida hadir pula dari mahasiswa blora yang melanjutkan studinya di luar kota semarang yaitu KAMABA Yogyakarta , KAMABA Madura, KAMABA Solo , KAMABA Salatiga, KAMABA Magelang, dan IMPARA Se-semarang dan ada pula KOPRA yang ikut memeriahkan acara Pagelaran Budaya ini.
Ami Mas’udah selaku Ketua Impara UIN Walisongo berharap dengan adanya Kegiatan pagelaran budaya ini masyarakat luas bisa lebih mengenal Blora dan kebudayaan Blora. Dari mahasiswa sendiri dituntut untuk melestarikan dan mengembangkan budaya blora di masyarakat lain sebagai ciri khas tempat kelahiran mahasiswa blora.
“Semoga untuk kepengurusan IMPARA UIN Walisongo selanjutnya bisa lebih memperkenalkan budaya blora tidak hanya di semarang tapi di seluruh Indonesia”, kata Ami Mas’udah
Untuk selanjutnya Acara Pagelaran Budaya bisa diselenggakan lagi lebih baik dan lebih besar dari sebelumnya. Acara Pagelaran Budaya ini telah mendapat support dari Senior dan Instansi Pemerintah Blora.
“ Terimakasih kepada semua yang telah ikut turut menyukseskan acara pagelaran budaya ini “ jelas Noval Farouk.(RED-HB01)