RADARBLORA.COM,– Poli Penyakit Dalam di RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu, Jawa Tengah, mencatatkan diri sebagai poliklinik dengan kunjungan tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Data yang dirilis pihak rumah sakit menunjukkan tren peningkatan signifikan dari tahun ke tahun, dengan keluhan pasien yang didominasi oleh penyakit-penyakit terkait gaya hidup.
Direktur RSUD dr. R. Soeprapto Cepu, drg. Wilys Yuniarti, mengungkapkan bahwa keluhan yang banyak ditangani di poli tersebut antara lain sesak napas, nyeri dada, penurunan berat badan drastis, hipertensi, hingga diabetes melitus.
“Jumlah kasus terbanyak dengan diagnosa Diabetes Melitus, Hipertensi, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi jantung, dan gangguan saluran cerna,” jelas drg. Wilys dalam keterangan persnya, baru-baru ini.
Tren Kenaikan yang Signifikan
Berdasarkan profil rumah sakit, kunjungan ke Poli Penyakit Dalam memang menunjukkan grafik yang konsisten meningkat. Pada 2016, kunjungan tercatat 5.833, dan angka ini terus naik menjadi 11.550 kunjungan pada 2019. Meski sempat turun di masa pandemi COVID-19 pada 2020 (8.386 kunjungan), kunjungan kembali melonjak dan mencapai puncaknya pada 2024 dengan 16.315 kunjungan.
“Sedikit menurun di Tahun 2020 yang terpengaruh Covid-19,” ujarnya.
Fasilitas Lengkap dan Daya Tarik Lintas Daerah
Tingginya angka kunjungan ini juga tidak lepas dari kelengkapan fasilitas yang dimiliki. Poliklinik ini didukung dengan peralatan modern seperti echocardiography, CT Scan, USG, spirometri, dan treadmill. Tenaga medisnya juga terdiri dari 4 dokter spesialis penyakit dalam dan 13 dokter umum yang kompeten.
Faktor ini membuat RSUD Cepu tidak hanya melayani warga Kabupaten Blora, tetapi juga menjadi rujukan bagi pasien dari daerah tetangga.
“Banyak warga Blora menjadi pasien yang sebelumnya berobat di RSUD Purwodadi dan Bojonegoro. Itu terjadi karena RSUD Cepu merupakan daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur dan berupaya agar menjadi rumah sakit rujukan,” papar drg. Wilys. Di kutip dari berita memanggil.co
Menjadi Poli Andalan
drg. Wilys menegaskan bahwa Poli Penyakit Dalam di rumah sakitnya telah menjadi salah satu layanan yang dapat diandalkan oleh masyarakat.
“Kita memiliki Sumber Daya Manusia dokter spesialis Penyakit Dalam sebanyak 4 dokter dengan kompetensi yang diandalkan, memiliki sertifikat pelatihan tambahan, dan sarana penunjang yang lengkap dan mendukung,” pungkasnya.
Data terbaru dari rumah sakit tersebut memperkuat posisi poli ini sebagai yang terbanyak dikunjungi, mencerminkan tingginya beban penyakit tidak menular (PTM) di masyarakat. Kondisi ini menjadi peringatan bagi semua pihak tentang pentingnya penerapan pola hidup sehat dan deteksi dini untuk mencegah komplikasi penyakit degeneratif.
Berikut data kunjungan Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu:
· 2016: 5.833
· 2017: 6.258
· 2018: 9.319
· 2019: 11.550
· 2020: 8.386 (turun akibat pandemi)
· 2021: 4.094
· 2022: 8.994
· 2023: 13.218
· 2024: 16.315. (RB)