Orang Tua Siswa SMPN 1 Blora, Khawatir Isu Pungli Pengaruhi Motivasi Belajar Anak

RADARBLORA.COM,– Isu dugaan pungutan liar (pungli) di SMPN 1 Blora terus menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Rina salah satu wali murid (orang tua dari siswa kelas 9 H), memberikan klarifikasi untuk meluruskan informasi yang beredar.

Bacaan Lainnya

Menurut Rina, dana sebesar Rp200 ribu yang sempat disebut sebagai pungutan liar sebenarnya berasal dari kas kelas, bukan iuran wajib yang dipungut sekolah atau orang tua.

“Itu murni dari kas kelas, bukan iuran yang diminta sekolah atau dipungut dari orang tua. Kami sebagai orang tua menyepakati penggunaan dana tersebut untuk kegiatan sosial dan persiapan acara perpisahan,” tegas Rina saat diwawancarai usai pertemuan paguyuban orang tua, Kamis (17/4/2025).

Rina juga menyayangkan pemberitaan yang muncul tanpa verifikasi terlebih dahulu, karena dinilai telah menimbulkan keresahan dan memengaruhi semangat siswa.

“Saya sedih sekali. Anak saya dan teman-temannya latihan perpisahan, membuat proposal, dan berusaha keras. Jika semua ini disebut pungli, kasihan anak-anak yang sudah berjuang,” ujarnya dengan nada haru.

Kembali Rina menegaskan, bahwa tidak ada paksaan dalam pengumpulan dana tersebut. Partisipasi orang tua bersifat sukarela, dan tidak ada sanksi bagi yang tidak mampu berkontribusi.

“Kami paham kondisi ekonomi orang tua berbeda-beda. Tidak ada paksaan. Yang mampu membantu, yang tidak ya tidak masalah. Prinsipnya ikhlas,” jelasnya.

Selain itu, ia juga membeberkan bahwa beberapa kegiatan seperti pengecatan kelas dan pengadaan kipas angin merupakan inisiatif mandiri orang tua untuk kenyamanan siswa.

“Bapak-bapak turun langsung. Ada yang menyumbang cat, ada yang membantu mengecat. Ini murni keinginan kami agar anak-anak nyaman belajar,” tambahnya.

Dengan klarifikasi ini, Rina berharap masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan negatif dan memahami konteks sebenarnya.

“Kami hanya ingin anak-anak menutup masa SMP dengan kenangan indah, tanpa merusak nilai kebersamaan dan keikhlasan,” pungkasnya. (YS)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *