HALOBLORA.COM -Hari Buruh yang dikenal dengan sebutan May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei, yang ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions untuk memberikan momen tuntutan delapan jam sehari. Selain itu juga untuk memberikan semangat baru bagi perjuangan kelas pekerja.
Ketua Panitia Peringatan Hari Buruh Internasional Kabupaten Blora, Freddy Hinggo Sugiharto menyatakan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menjaga kondusifitas di kalangan para buruh.
Pada momentum May Day 2019 ini, Agung Pujo Susilo, perwakilan buruh mengajak kepada kaum buruh di Kabupaten Blora untuk menghindari perselisihan dengan perusahaan dan Pemerintah dalam hubungan industrialisasi.
“Kami berharap, para pengusaha, buruh dan Pemerintah dapat bersinergi. Saya menghimbau kepada rekan-rekan buruh untuk tidak perlu melakukan aksi-aksi demonstrasi turun ke jalan dalam menyampaikan aspirasinya,” ungkap Pujo Susilo.
Ketua Apindo Kabupaten Blora, Aminuddin dalam sambutannya mengatakan bahwa Apindo berperan untuk menjembatani kepentingan pengusaha dengan pekerjanya, sehingga nantinya dapat merumuskan kebijakan-kebijakan Pemerintah yang pro buruh.
“Mari berfikir bersama, agar tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dan suasana kerja di Blora dapat berlangsung kondusif. Karena dengan iklim kerja kondusif, para buruh dapat produktif, tujuan perusahaan pun tercapai,” ujar Aminuddin.
Djoko Nugroho menyambut baik Peringatan Hari Buruh Internasional Kabupaten Blora tahun 2019 ini. Dia menyatakan betapa peran buruh sangat vital dalam menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Blora.
“Pengusaha, buruh dan Pemerintah merupakan sebuah ekosistem yang harus dijaga hubungannya,” ujar Djoko Nugroho.
Dalam dialog tersebut, salah seorang buruh, Lastri menanyakan kepada Bupati tentang kenaikan UMK Blora.
“Pak Bupati, UMK Blora naik tidak,” tanya Lasti.
Menjawab pertanyaan tersebut, Djoko Nugroho mengatakan bahwa besaran UMK selalu dievaluasi setiap tahunnya.
“Pemerintah peduli terhadap kesejahteraan para buruh. Tahun ini, UMK Blora sebesar Rp.1.680.000,-. Jumlah ini lebih besar daripada UMK Grobogan, Rembang dan Ngawi,” lanjut Djoko Nugroho.
Mengingat bahwa di Kabupaten Blora jumlah pabrik tidak sebanyak di 3 kabupaten tersebut di atas, Djoko Nugroho menyatakan bahwa besaran UMK Blora dirasa sudah pantas.
“Saya rasa jumlah itu sudah pantas,” ungkap Djoko Nugroho.
Peringatan Hari Buruh Internasional Kabupaten Blora juga dihadiri oleh jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah Kabupaten Blora, Kepala Dinperinaker Kabupaten Blora, para pengusaha dan serikat pekerja di Kabupaten Blora. Dalam acara ini juga diadakan jalan sehat dan pengobatan gratis. (RED-HB01)