Ribuan Warga Blora Alami Gangguan Jiwa Ringan, Dinkes Serukan Pentingnya Kesadaran Kesehatan Mental

Edi Widayat, S.Pd, M.KES, M.H Kepala Dinas Kesehatan (Dinkesda) Kabupaten Blora (foto dok: Pribadi/RADAR BLORA)

RADARBLORA.COM,– Sebuah data kesehatan yang mencengangkan terungkap dari Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Lebih dari 328 ribu warga yang diskrining menunjukkan gejala gangguan jiwa ringan. Temuan ini bagai sinyal peringatan akan kondisi kesehatan mental masyarakat di daerah tersebut, yang seringkali masih diabaikan.

Bacaan Lainnya
Yuk pasang Iklan

Berdasarkan hasil Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Blora, terdata 535 orang menunjukkan gejala depresi dan 503 orang dengan gejala kecemasan. Angka-angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cermin dari pergumulan batin yang dialami oleh ratusan individu, dari kalangan remaja hingga dewasa.

Kepala Dinkesda Kabupaten Blora, Edi Widayat, S.Pd, M.KES, M.H dengan suara yang penuh keprihatinan, menyampaikan bahwa dari total 500.664 warga yang telah mengikuti CKG per 23 September—atau sekitar 54,1% dari populasi Blora yang berjumlah 925 ribu—sebanyak 328.095 jiwa bersedia menjalani skrining kesehatan jiwa.

“Kami menemukan saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan. Ada yang bergulat dengan depresi, ada yang dilanda kecemasan yang menggerogoti. Mereka ini telah kami arahkan untuk konsultasi lebih lanjut,” ujar Edi, menekankan betapa pentingnya langkah penanganan segera.

Skrining yang menyentuh seluruh lapisan usia, dari anak sekolah hingga dewasa ini, dilakukan secara sukarela melalui pengisian kuesioner. Data menunjukkan, kelompok usia 18 hingga 59 tahun merupakan yang paling rentan. Sayangnya, tidak semua peserta CKG bersedia mengisi kuesioner tersebut, mengindikasikan masih adanya stigma atau ketidaktahuan tentang urgensi kesehatan mental.

Edy Widayat menegaskan, pesan inti dari temuan ini adalah ajakan untuk tidak lagi memendam beban psikologis sendirian. “Mulai dari perasaan cemas yang tak kunjung hilang, kesulitan tidur yang berlarut-larut, jangan dianggap remeh. Itu adalah tanda yang harus segera dikonsultasikan,” imbaunya dengan penuh harap.

Ia mengingatkan bahwa langkah preventif—seperti konsultasi dini—jauh lebih baik dan manusiawi daripada membiarkan kondisi memburuk hingga membutuhkan pengobatan yang lebih intensif. Masyarakat diajak untuk memanfaatkan layanan di puskesmas yang memiliki program kesehatan jiwa atau langsung berkonsultasi dengan dokter jiwa di rumah sakit.

Temuan di Blora ini seharusnya menjadi peringatan nasional. Di balik tenangnya wajah-wajah warga, bisa saja tersembunyi luka batin yang perlu diobati. Kesehatan jiwa bukan aib, melainkan bagian integral dari kesejahteraan manusia yang harus mendapat perhatian dan penanganan serius, bersama-sama. (IP/RB)

Yuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang Iklan

Pos terkait

Yuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *