HALOBLORA.COM – Sekda Blora, Komang Gede Irawadi, SE, M.Si dengan didampingi Direktur RSUD dr. R. Soeprapto Cepu, dan Kepala Dinkominfo, hari ini menyampaikan update perkembangan persebaran pandemi Covid-19 per 27 Mei 2020.
Bertempat di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, Sekda menerangkan bahwa hingga saat ini potensi persebaran virus masih bisa terjadi. Terlebih jumlah hasil reaktif rapid-test masih bertambah.
“Hingga hari ini rapid-test reaktif ada 81 orang, sedangkan yang positif Covid-19 ada 24 orang yang rinciannya 19 dirawat, 2 sembuh, 3 meninggal. Adapun PDP masih ada 9 yang diawasi, ODP 33 yang dipantau, sedangkan OTG ada 193. Pemudik juga mencapai 35.520 jiwa,” ucap Sekda.
Maka, berdasarkan data tersebut, Sekda meminta agar masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan. Utamanya terhadap keberadaan OTG atau Orang Tanpa Gejala yang tidak menyadari bahwa dirinya membawa virus namun kondisi fisiknya sehat dan rentan menularkan ke orang lain.
“Seperti saat pelaksanaan rapid-test massal di Alun-alun beberapa hari lalu masih kita jumpai masyarakat yang belum tertib, tidak memakai masker saat naik motor. Ketika dihentikan petugas dan dilakukana rapid-test ternyata hasilnya reaktif. Ini sebagai bukti bahwa kesadaran dan kedisiplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan masih kurang,” terang Sekda.
Pihaknya mengajak masyarakat agar bisa bergerak bersama Pemerintah untuk memutus rantai persebaran virus Corona dengan disiplin melaksanakan pola hidup sehat dan patuh pada protokol kesehatan. Seperti wajib pakai masker ketika keluar, tidak berkerumun, rajin cuci tangan pakai sabun, dll.
Sementara itu, Direktur RSUD Cepu, dr. Fathkur Rohim menerangkan bahwa hingga saat ini di rumah sakit yang ia pimpin masih merawat 5 orang di ruang isolasi Flamboyan.
“Lima pasien ini, 4 diantaranya memiliki history reaktif rapid-test, sedangkan satunya memiliki riwayat demam sehingga kita rawat di ruang isolasi. Akhir-akhir ini kebanyakan yang kami rawat adalah ibu hamil dan ibu yang usai melahirkan. Hal ini menandakan bahwa ibu hamil rentan terjangkit virus, meskipun belum tentu Covid-19. Namun kita tetap berhati-hati,” ucap dr. Fathkur.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa 14 tenaga kesehatan RSUD Cepu yang sebelumnya reaktif rapid-test dan menjalani isolasi mandiri di hotel, kini sudah kembali bekerja seperti semula . Karena hasil lab PCR nya menunjukkan bahwa semuanya negatif Covid-19.
dr. Fatkhur juga menakankan bahwa hasil rapid-test tidak bisa dijadikan dasar seseorang terkena virus corona atau tidak. Menurutnya rapid-test hanya digunakan untuk memeriksa daya imunitas tubuh terhadap keberadaan virus.
“Rapid-test itu hasilnya reaktif atau non-reaktif, tidak ada hasil positif rapid. Istilah positif atau negatif itu hanya untuk hasil swab test atau usap tenggorokan yang dilakukan melalui laboratorium PCR,” tegas dr. Fatkhur.
Terakhir, Kepala Dinkominfo Blora, Drs. Sugiyono, M.Si menyampaikan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah membuat aplikasi Peduli Lindungi yang bisa diunduh di appstore dan playstore.
“Aplikasi ini digunakan untuk penelusuran, pelacakan, dan pemberian peringatan tentang penyebaran Covid-19. Juga dilengkapi konten pemeriksaan secara mandiri yang bekerjasama dengan prixma, BPPT, Halodox dan Prosehat. Sehingga masyarakat bisa periksa dan konsultasi secara mandiri melalui online,” terang Sugiyono.
Pihaknya memastikan bahwa aplikasi aman dari malware, sehingga seluruh ASN, TNI, Polri dan masyarakat umum bisa mengunduh dan menggunakan aplikasi ini.
“Gunakanlah aplikasi Peduli Lindungi ini untuk memutus rantai persebaran Covid-19. Jika semakin banyak yang memakai, maka akan semakin cepat kita terhindar dari virus,” pungkasnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bantuan dari Luwes Blora kepada Posko GTTP Covid-19 Kabupaten Blora yang berupa hand sanitizer 100 liter, hand wash 180 botol, masker kain 500 lembar, serta perlengkapan mandi seperti sabun, shampoo dan sikat gigi. Seluruh bantuan diterima oleh Sekda untuk kemudian disalurkan kepada unit layanan kesehatan dan masyarakat. (RED-HB01)