SUKARTI DAN JOYO GUDEL PENGRAJIN CAPING BANGKING-BLORA, BERTAHAN DITENGAH PANDEMI COVID-19

HALOBLORA.COM – Perajin caping di Dukuh Bangking, Kelurahan Tambahrejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tetap bertahan dan berkarya di tengah pandemi Covid-19. Aktivitas itu dikerjakan di rumah.

Bacaan Lainnya

“Setiap hari, kalau badan sehat, saya buat caping di rumah saja. Saya belajar menganyam ini dari orang tua dan suami,” kata Sukarti (64) salah seorang perajin caping Bangking, di Blora, Senin (11/5/2020).

Di tengah pandemi Covid-19 ini, omzet pesanan menurun. Meski demikian dia tetap membuat caping.

“Biasanya dipesan dari pedagang dari Jatirogo. Caping pesanannya saya antar di tempat biasa pedagang itu datang di Desa Sumurboto. Tapi sudah janjian sebelumnya,” terang dia. 

Jika sebelumnya, lebih kurang lima hingga enam caping setiap minggu diantar sesuai pesanan, namun saat ada wabah Corona pesanan menurun, bahkan hingga satu bulan hanya lima buah pesanan. “Tapi saya tetap membuat caping tiap hari, untuk stok jika sewaktu-waktu ada pesanan dalam jumlah cukup banyak. Harga satu buah caping Rp30.000,00,” ujar dia.   

Sukarti dan Joyo Gudel (65) adalah pasangan suami istri (pasutri) yang masih bertahan dari sejumlah perajin caping Bangking yang pernah ada.   

Di usia paruh baya, pasutri itu setiap hari mampu membuat 1 caping dengan bahan utama dari bambu apus dan sejumlah peralatan lain yang diperlukan. 

“Bahannya dari bambu apus, diambil dari tepi sungai. Saya belajar menganyam caping ini sejak tahun 1958, membantu bapak saat itu, kemudian saya meneruskan dan menekuni sampai sekarang,” terang Joyo Gudel. 

Baca Juga:  Talk Show Gebyar Ramadhan 1445 H, Pelayanan Kece Tenan bersama DPUPR Kabupaten Blora

Meskipun hidup sederhana, namun keduanya tetap bersyukur bisa berusaha mandiri sampai sekarang. “Saya belum pernah dapat bantuan berupa apapun dari pemerintah. Tapi caping buatan saya pernah diborong,” ungkap dia.

Seperti diketahui, caping atau penutup kepala dari bahan bambu buatan warga dukuh Bangking, sangat dikenal dan diminati. Anyamannya dikenal rapi dan pas dipakai untuk penutup kepala.

Hal itu pula yang membuat wilayah itu semakin dikenal sebagai sentra kerajinan caping berbasis kearifan lokal, meskipun pada kenyataannya, saat ini para perajin caping Bangking tinggal sejumlah orang yang bertahan. (RED-TGH)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *