HALOBLORA.COM – Perkembangan persebaran pandemi Covid-19 di Kabupaten Blora nampaknya terus terjadi. Hari ini, Minggu (10/5/2020), Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora kembali menyampaikan adanya 2 kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Penyampaikan kasus baru ini dilakukan oleh Dandim 0721/Blora Letkol Inf. Ali Mahmudi, SE, selaku Wakil Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Blora, didampingi Direktur RSUD dr. R. Soetijono Blora, serta Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD).
“Hingga hari Minggu ini, pukul 13.00 WIB, jumlah OTG sebanyak 161 orang, kemudian ODP ada 41 orang, PDP ada 9 orang yang masih diawasi. Sedangkan positif Rapid-Test ada 49, dan positif Covid-19 ada penambahan 2 jadi kini totalnya 9. Nanti teknisnya akan disampaikan Direktur RSUD Blora,” ucap Dandim.
Sedangkan jumlah pendatang atau pemudik, hingga semalam menurut Dandim mencapai 30.348 jiwa. Data selengkapnya menurutnya bisa dilihat di website corona.blorakab.go.id yang selalu diupdate dua kali dalam sehari.
“Sebagai bagian dari masyarakat Blora, kita semuanya tentu merasa ikut prihatin karena jumlah pasien yang terpapar virus ini semakin bertambah. Ini perlu peran serta dan keaktifan kita semuanya untuk bersama-sama mulai dari masing-masing individu. Jika masing-masing individu bisa disiplin, maka semuanya akan bisa kompak melawan pandemi ini,” tegas Dandim.
Salah satu bentuk kepatuhan ini menurut Dandim dengan tetap dirumah, pakai masker jika terpaksa keluar, tidak berkerumun dan jaga jarak aman. Dengan melakukan hal sekecil ini akan sangat berarti untuk mencegah persebaran dan penularan Virus Corona.
Dari 9 kasus positif Covid-19 ini, jika dirinci adalah sebagai berikut : Kasus 1 Kunden Blora (meninggal dunia), Kasus 2 Tenaga Medis RSUD Blora (masih perawatan), Kasus 3 Kentong Cepu (masih perawatan), Kasus 4 Singget Jati 9 (meninggal dunia).
Kasus 5 dan Kasus 6 sama dari Kunduran (kluster Temboro) masih dirawat, Kasus 7 Tegalgunung Blora (meninggal dunia), Kasus 8 Jepon (masih perawatan), dan Kasus 9 Bergolo Ngawen (kluster Temboro) masih perawatan.
Sementara itu, Direktur RSUD dr. R. Soetijono Blora, dr. Nugroho Adiwarso, Sp.OG menyampaikan bahwa hingga hari ini di rumah sakit yang ia pimpin masih merawat 2 pasien di ruang isolasi, dan di Klinik Bakti Padma merawat 17 pasien yang juga menjalani isolasi.
“Kami mengapresiasi seluruh keluarga pasien yang telah merelakan dan mengikhlaskan keluarganya untuk diisolasi di Klinik Bakti Padma. Semoga bisa kembali sehat karena harus diisolasi selama 14 hari dengan kondisi yang terbatas (tidak boleh beraktifitas keluar). Mohon dukungannya semoga bisa menyelsaikan isolasi dengan baik,” ujar dr. Nugroho.
Pihaknya juga membenarkan jika hari ini ada penambahan 2 kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 atas swab test Laboratoirum PCR. Kedua pasien positif baru ini menurutnya sudah menjalani isolasi di Klinik Bakti Padma, yang masing-masing merupakan pasien dari wilayah Puskesmas Rowobungkul dan Puskesmas Jepon.
“Sehingga di Bakti Padma hari ini total ada 17 pasien, 4 diantaranya positif Covid-19, dan 13 positif rapid test. Semuanya dari kalangan masyarakat. Kita berharap tidak bertambah lagi,” tambah dr. Nugroho.
Terakhir, Sekretaris Dinas PMD Kabupaten Blora, Yayuk Windrati, S.IP, mewakili Kepala Dinasnya menyampaikan apresiasi kepada seluruh Pemerintah Desa se Kabupaten Blora yang saat ini sedang bersama-sama bahu-membahu melaksanakan kegiatan penanggulangan pandemi Covid-19.
“Kepada seluruh Kades dan seluruh jajarannya, kami apresiasi setinggi tingginya karena telah mengawal penggunaan Dana Desa (DD) untuk penanggulangan Covid-19 ini. Prioritas Dana Desa sesuai Permendes PDT nomor 11 tahun 2019 disebutkan untuk pembangunan dan pemberdayaan, namun karena adanya pandemic Covid-19 ini maka dilakukan revisi,” ungkap Yayuk Windrati.
Revisi itu menurutnya tertuang dalam Permendes PDT nomor 6 tahun 2020 yang pertama dugunakan untuk padat karya tunai desa yang sudah realisasi pada pencairan tahan pertama.
“Jadi seluruh desa pada pencairan DD tahap pertama sudah dilakukan untuk padat karya tunai desa. Yang kedua DD digunakan untuk pencegahan dan penanganan Covid-19. Masing-masing desa menggunakannya untuk pembelian CTPS, hand santizer, penyemprotan disinfektan, dan pembentukan posko gugus Covid-19 yang berisi para relawan,” ungkapnya.
Sedangkan penggunaan dana desa yang ketiga menurutnya adalah untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.
“Untuk BLT DD ini masih dalam proses administrasi dan penyusunan mekanisme pelaksanaannya, petugas masih lembur mulai dari Desa, Kecamatan hingga Dinas PMD. Kami berharap mohon dukungannya agar situasi kondusif sehingga bisa berjalan dengan baik dalam rangka penanggulangan dampak pandemi Covid-19,” lanjutnya.
Selain sudah ada Posko Covid-19 di tiap-tiap desa, pihaknya juga berharap di tingkat RW ada relawan Jogo Tonggo sesuai Instruksi Gubernur Jawa Tengah nomor 1 tahun 2020 tentang penanganan Covid-19. Jogo Tonggo ini menurutnya dalam arti yang positif dengan menghidupkan kembali nilai-nilai yang sudah mulai luntur.
“Seperti kearifan lokal gotong royong. Apa yang kita lihat di sekitar, jika ada yang butuh pertolongan mari kita bantu. Mulai dari RT, RW, bapak-Bapak, Ibu PKK, Dasa Wisma dan Karang Taruna bisa bergerak bersama memberikan pertolongan mulai dari lingkungan terkecil yang ada di sekitar kita. Semoga kita semua bisa meminimalisir dampak pandemi ini,” pungkasnya. (RED-HB01)