Meriahkan Malam 1 Suro 1959 Tahun Jawa, Kelurahan Mlangsen Lestarikan Tradisi Seni Wayang Kulit

RADARBLORA.COM,– Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora, sukses menggelar tasyakuran Malam 1 Suro 1959 Tahun Jawa dengan meriah, pada hari Jumat malam (27/6/2025). Acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai budaya dan kepemimpinan.

Bacaan Lainnya

Hadir dalam acara tersebut Asisten I Bupati Blora, Agus Puji Mulyono, perwakilan Danramil Kecamatan Blora, Ketua Baznas Blora Sutaat, serta para kepala kelurahan se-Kecamatan Blora. Rangkaian kegiatan dimulai sejak Kamis malam (26/6/2025) dengan Kirab Pusaka mengelilingi wilayah Kelurahan Mlangsen, dilanjutkan dengan Arakan Barongan pada siang harinya yang berhasil menarik antusiasme warga.

Pagelaran Wayang Kulit dan Santunan Anak Yatim
Puncak acara diisi dengan pagelaran wayang kulit bertajuk “Gatotkaca Winisuda” oleh dalang kondang Ki Tahan, serta pembagian doorprize menarik seperti sepeda, jam tangan, dan ponsel yang disumbangkan oleh Lurah Mlangsen, Evi Kartikasari, SE.MM.

Tak hanya hiburan, acara ini juga diwarnai kegiatan mulia berupa pemberian santunan bagi anak yatim piatu melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Blora. Lurah Mlangsen, Evi Kartikasari, dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut menyukseskan acara tersebut.

“Kolaborasi dan gotong royong warga adalah kunci keberhasilan acara ini,” ujarnya dengan penuh haru. Ia juga memberikan apresiasi khusus kepada Toko Oreo yang turut menyumbangkan hadiah untuk memeriahkan tasyakuran.

Pesan Kepemimpinan dari Lakon Gatotkaca Winisuda
Usai sambutan, Lurah Evi Kartikasari berbagi refleksi mendalam tentang nilai-nilai kepemimpinan yang terkandung dalam lakon “Gatotkaca Winisuda”. Menurutnya, kisah Gatotkaca yang dinobatkan sebagai pemimpin melalui berbagai cobaan sarat dengan makna kehidupan.

“Lakon ini bukan sekadar kisah pahlawan biasa, melainkan gambaran tentang pembentukan pemimpin sejati yang lahir dari integritas, pengorbanan, dan keberanian,” jelasnya.

Evi menekankan bahwa kepemimpinan sejati tidak ditentukan oleh keturunan, melainkan oleh kemampuan, integritas, dan kesediaan menjaga keadilan. “Gatotkaca mengajarkan kita untuk melawan hasutan dan menjaga persatuan, terutama di tengah konflik akibat intrik,” tambahnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pengorbanan demi kebenaran, di mana seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan sulit meski harus berhadapan dengan orang terdekat. “Inilah proses pendewasaan karakter seorang pemimpin yang matang dan bertanggung jawab,” tegasnya.

Acara Jadi Ajang Pelestarian Budaya dan Solidaritas Sosial
Tasyakuran Malam 1 Suro di Kelurahan Mlangsen tidak hanya menjadi wadah pelestarian budaya Jawa, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial melalui santunan anak yatim.

Kegiatan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi sekaligus penguatan nilai-nilai kebersamaan di masyarakat.

Dengan semangat “Gatotkaca Winisuda”, acara ini mengingatkan kembali pentingnya keteladanan kepemimpinan dan gotong royong dalam membangun masyarakat yang harmonis. (YS)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *