RIBUAN PEZIARAH SILIH BERGANTI KUNJUNGI MAKAM GEDONG SUNAN POJOK

HALOBLORA.COM – Ribuan peziarah baik pria dan wanita berdatangan silih berganti mengunjungi makam gedong Sunan Pojok, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Bacaan Lainnya

Mereka tidak hanya datang dari wilayah kabupaten Blora, melainkan dari luar daerah kabupaten Blora.

Kedatangannya, tidak sekadar melakukan wisata religi yang digelar setiap tahun, melainkan ziarah dan berdoa bersama di makam Sunan Pojok dalam event peringatan Haul Sunan Pojok atau Syech Abdurrohim tahun 2019.

“Setiap ada Haul, saya dan keluarga selalu datang, berdoa bersama di makam Mbah Sunan Pojok. Ini menjadi agenda tahunan keluarga kami,” kata Imam, salah seorang warga Jiken, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Kamis (26/9/2019).

Hal senada disampaikan oleh Muhaimin, salah seorang pengunjung asal Kabupaten Demak. Menurutnya, beberapa hari sebelumnya sudah meminta informasi dari kerabat yang tinggal di Blora.

“Kami dan keluarga, insya allah, datang setiap tahun. Untuk menghormati dan mendoakan Mbah Sunan Pojok. Ini menjadi agenda wisata religi bagi kami dan kerabat serta menambah keimanan dan menjalin silaturahmi,” ujarnya.

Di tahun 2019, panitia Haul Sunan Pojok menggelar rangkaian kegiatan yang tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pada Kamis (26/9/2019) dilaksanakan pembukaan dan penggantian kelambu makam Sunan Pojok pukul 20.00 WIB setelah selesai Khotmil Quran Bin Nadhor.

Kemudian, Jumat (27/9/2019) Khotmil Quran Bil Ghoib mulai pukul 06.00 hingga 13.00 WIB di makam Sunan Pojok. Dilanjutkan Tahlil, Doa Khotmil Quran dan Tausiyah Umum, pukul 13.00 hingga 16.00 WIB dengan pembicara KH. Agus Said Ali dari Tuban, Jawa Timur.

Selanjutnya puncak acara digelar Pengajian Akbar, Jumat (27/9/2019) pukul 20.00 WIB di halaman makam Sunan Pojok dengan pembicara KH Agus Ali Masyhuri (Gus) dari Sidoarjo, Jawa Timur.

Sementara itu, di sekitar makam Sunan Pojok sudah bejibun pedagang makanan, mainan, pakaian dan aneka perabotan.

Yang menjadi ciri khas, yakni maraknya penjual jenang yang datang dari dalam dan luar kabupaten Blora.

“Jenang menjadi idola dan oleh-oleh buat keluarga setelah ziarah di makam Sunan Pojok. Harganya terjangkau dan rasanya gurih,” kata Fandoli, salah seorang pengunjung asal Kunduran, Kecamatan Kunduran.

Lain halnya yang disampaikan oleh Siti, pengunjung asal Kamolan, Kecamatan Blora, selain membeli jenang, juga membeli perabotan dapur seperti panci dan bakul yang dijual pedagang.

Haul Sunan Pojok yang mentradisi setiap tahun ini, juga diapresiasi oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Solichan Mochtar, SH,AP.

Menurutnya, perkembangan peziarah semakin meningkat jumlahnya. Hal ini menunjukkan semakin cintanya kepada Sunan Pojok atau Syech Abdurrohim sebagai tokoh pendiri Blora.

“Makam Sunan Pojok adalah bukti peradaban dan sejarah budaya di Kabupaten Blora yang melekat. Tidak sekadar sebagai wisata religi, melainkan perlu diketahui, siapa sosok dan silsilah Syech Abdurrohim atau Sunan Pojok yang berkaitan erat dengan Kabupaten Blora,” terangnya.

Dari berbagai sumber diketahui, Sunan Pojok adalah seorang tokoh besar dan pejabat tinggi Kerajaan Mataram Islam yang mempunyai jasa besar untuk Blora.

Sunan Pojok yang mempunyai nama kecil Abdurrohim merupakan pejabat tinggi di bidang militer Kerajaan Mataram Islam yang saat itu dipimpin Sultan Agung Hanyokrokusumo yang merupakan raja ketiga Mataram Islam sekitar tahun 1613 – 1645.

Nama gelar Sunan Pojok diantaranya adalah Pangeran Pojok, Pangeran Surobahu, Pangeran Surabaya, Pangeran Sedah, Syekh Amirullah Abdurrohim serta wali Pojok Blora. Ada juga yang menyebutnya Mbah Benun.

Sebagai panglima perang, Sunan Pojok ditugaskan oleh raja Mataram, Sultan Agung Hanyokrokusumo untuk perang melawan VOC di Batavia. Sunan Pojok bersama pasukannya berhasil menang pada tanggal 26 November 1626. Kemenangan itu adalah satu-satunya melawan VOC yang dimenangkan pasukan Mataram.

Dalam buku Babad Ngeksi Gondo dan Babad Mentawis menceritakan bahwa Sultan Agung Hanyokrokusumo pernah mengirim panglima perang bernama Surobahu ke Tuban yang saat itu sedang dilanda pemberontakan.

Sangat diyakini Sunan Pojok lah yang saat itu dikirim. Dengan memimpin banyak pasukan, Sunan Pojok berhasil memadamkan pemberontakan itu. Namun saat akan kembali ke istana di Yogyakarta, Sunan Pojok jatuh sakit sehingga memutuskan untuk singgah di Blora.

Sunan Pojok yang menderita sakit dan kelelahan akhirnya meninggal. Semula Sunan Pojok dimakamkan di Dusun Pojok, Desa Buluroto Kecamatan Banjarejo Blora. Kemudian makam beliau dipindahkan puteranya yakni RM.Sumodito yang diangkat sebagai Bupati Blora pertama kali oleh Sultan Hanyokrokusumo, dan makam nya dipindah ke Makam Gedong Blora yang saat ini berada di selatan Alun-Alun.

Selama hidupnya, Sunan Pojok mengabdikan dirinya kepada pemerintah Kerajaan Mataram. Sunan Pojok juga terkenal welas asih, selain sebagai panglima perang, selama di Blora beliau menyebarkan agama islam dengan ketulusan dan kasih sayang. Oleh karena itu Sunan Pojok sangat dikenal masyarakat saat itu.

Berbagai jabatan pernah diembannya, mulai penglima perang, adipati dan lainnya. Namun semua jabatan itu dilepasnya karena Sunan Pojok lebih memilih menjadi seorang pendakwah dan penyebar agama.

Makam Sunan Pojok berada di selatan Masjid Agung Baitunnur Blora atau di sebelah selatan Alun-alun Blora. Sunan Pojok juga yang mendirikan Masjid Agung Baitunnur di barat Alun-alun. Makam Sunan Pojok berada di kawasan yang asri, di komplek makam tersebut juga ada makam para prajurit perang yang setia mengabdi kepada Sunan Pojok.(Red-T)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *