Bimbingan Teknis Sekolah Ramah Anak di Ikuti 150 Guru Paud dan TK



RADAR BLORA.COM,-Dinas Pendidikan Kabupaten Blora melalui Bidang PAUD menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Sekolah Ramah Anak (SRA) bertempat di Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Selasa, 27/2/2024.

Bacaan Lainnya

Kemudian Tulus Prasetyono sebagai Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan mengatakan,  kegiatan selama dua hari ini adalah tentang Sekolah Ramah Anak untuk Paud dan Tk.

“Sekolah Ramah Anak (SRA) artinya sekolah bagi anak-anak Paud dan Taman kanak-kanak agar bisa menjadi tempat yang aman, nyaman serta terlindungi,” kata Tulus.

Diteruskan, untuk di Pendidikan Anak Usia Dini  Holistik-Integratif (PAUD HI) di tahun 2022 ada 150 lembaga dan untuk yang di ramah anak 164 lembaga untuk tahun 2024.

Tulus Menambahkan, di mana program sekolah ramah anak itu bagian dari program Kabupaten serta mensupport semua layanan yang meliputi 150 peserta dan terdiri dari Kelompok Bermain (KB) serta Taman Kanak-kanak (TK).

“Dalam Bintek ini kita ambil 150 peserta dari satuan PAUD yang tersebar di seluruh kabupaten Blora,  kemudian nanti ada pembimbing, yaitu 5 narasumber dan 5 fasilitator,” ucap Tulus.

Lanjut dia, semua pembimbing sudah terlatih dan bersertifikasi serta satu narasumber dari Dinas Sosial untuk menyampaikan dasar-dasar sekolah ramah anak tersebut.

Kemudian bagaimana lembaga itu nanti bisa memenuhi standar atau memenuhi kriteria seperti apa sekolah ramah anak yang baik dan benar.

“Sesuai acuan dari kabupaten akhirnya di tahun 2024 ini kita baru bisa melaksanakan program Bimtek tersebut di 150 lembaga dengan total sampai per 2024 di sekitar 164 lembaga,” ungkapnya.

Baca Juga:  Satpol PP Kabupaten Blora Akan Tindak Tegas Bagi Pengusaha Hiburan dan Karaoke Yang Nekat Buka Saat Bulan Ramadhan

Lebih lanjut, kalau untuk sekolah ramah anak target kita sebetulnya di tahun 2024 sudah memenuhi target 150.

Tetapi mungkin di Tahun 2025 dan 2026 baru kita konfirmasikan lagi Kabupaten layak anak di indikator berapa penambahannya pungkas, Tulus Prasetyono. (YS)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *