“Jangan menolak pasien. Kita semuanya memang takut jika tertular, namun sebagai petugas kesehatan harus berani. Alat Pelindung Diri (APD) kita berikan, apa saja yang kurang bisa dikomunikasikan agar segera diupayakan. Jangan sampai membiarkan pasien. Kalau masalah takut, kita semuanya juga takut. Kalau tidak kita, siapa lagi yang akan mengobati mereka,” tegas Bupati.
“Pasien positif rapid-test ini, khususnya yang dari kluster Temboro Magetan ada 8 positif rapid-test akan kita isolasi ke Klinik Bakti Padma besok Senin yang sudah disiapkan Pemkab sebagai klinik khusus Covid-19. Hal ini perlu dilakukan karena isolasi mandiri tidak menjamin dilakukan dengan baik,” lanjut Bupati Djoko Nugroho.
“Kejujuran pasien sangat diperlukan, hal ini penting agar petugas medis tidak salah langkah. Mengantisipasi kemungkinan terburuk jika terjadi kematian dan penolakan pemakaman, kita sudah siapkan tempat pemakaman di Polaman untuk pasien dari masyarakat. Sedangkan jika tenaga medis di Taman Makam Pahlawan. Meskipun sudah disiapkan, kita berharap tidak ada kematian,” pungkas Bupati.
“Untuk PDP semua biaya rumah sakit akan ditanggung Kementerian Kesehatan. Sedangkan jika terjadi kematian, kami dari Dinas Kesehatan juga telah menganggarkan anggaran pemulasaraan jenazah. Semua ini sebagai antisipasi. Agar semuanya tidak terjadi, maka kita utamakan pencegahan,” ucap Lilik Hernanto, SKM, M.Kes.
“Terimakasih Bapak Bupati serta Dinas Kesehatan yang telah hadir memberikan bantuan APD di Bogorejo ini. Wilayah kami berbatasan dengan Kabupaten Tuban Jawa Timur, sehingga memang butuh kewaspadaan, guna mengantisipasi pendatang dari Tuban dan sekitarnya,” singkat Ir. Setiya Utama, MM. (RED-HB01)