FILM ” MENEMBUS BATAS” KARYA SMA NU KRADENAN BLORA JUARAIPORSEMANAS DI MALANG

Bacaan Lainnya
Yuk pasang Iklan

Perjalanan Menembus Batas

Suksesnya film “Menembus Batas” menjadi yang terbaik di Porsemanas tidak diraih begitu saja. Ada proses panjang di balik cerita yang menguras emosi tersebut. Pembuatan naskah, pemilihan pemeran, survey lokasi, pengambilan gambar hingga editing membutuhkan waktu sekitar dua bulan sejak akhir 2016.

”Menembus Batas terinspirasi dari saudara-saudara kita penyandang difabel yang sering sekali kurang diperhatikan. Apalagi ada beberapa stigma negatif bagi mereka di lingkungan sekitar. Lalu kami mencoba tuangkan dalam karya film pendek sekaligus persiapan pekan Olahraga dan Seni Maarif (Porsema) tingkat Kabupaten Januari 2017 silam,” lanjut Rifai.

Dalam Porsema tingkat Kabupaten Blora, film ini meraih Juara I dan berhak mewakili Blora ke tingkat Provinsi Jawa Tengah bersama 8 atlet cabang lomba lain dari SMA NU 1 Kradenan.

“Mulai sejak itulah motivasi crew semakin meningkat, bahkan sempat menggelar nonton bareng di lingkungan Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Lalu pada Juli 2017, Film ini meraih juara II Porsema tingkat Jawa Tengah setelah juara I diraih oleh MTs Maarif Batang,” ungkap Rifai.

Di tingkat nasional, ternyata dalam Porsemanas ini kategori film pendek dibedakan antara MTs/SMP dan SMA/SMK/MA sehingga Menembus Batas karya SMA NU 1 Kradenan juga berhak melaju ke Porsemanas di Malang.

“Atas perjuangan yang luar biasa dari crew, pada Kamis 26 Juli 2018 lalu Menembus Batas dinobatkan sebagai yang terbaik tingkat nasional. Alhamdulillah, yang pasti bersyukur sekali bisa mencapai prestasi ini. Tingkat nasional pasti saingannya lebih berat. Tetapi usaha maksimal serta doa dari sekolah, Blora bahkan warga Jawa Tengah membuat kami yakin untuk memberi yang terbaik,” kata Fendy.

Pihaknya belum bisa menunjukkan piala kemenangannya, karena penyerahan piala dilakukan pada saat penutupan Porsemanas 26 Juli 2018. Sedangkan kontingen film pendek SMA NU 1 Kradenan setelah tampil 24 Juli langsung bertolak kembali ke Blora.

“Sehingga piala dan medalinya masih dibawa PW LP Maarif NU Jawa Tengah,” pungkasnya.


Yuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang IklanYuk pasang Iklan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *