Dengan didampingi Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD, bersama Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan, Wakil Bupati menyampaikan bahwa per hari ini sudah ada tiga kecamatan yang masuk zona merah, dan enam kecamatan yang masuk zona orange.
“Dengan adanya data tersebut, kita prihatin dengan peningkatan pasien positif rapid-test. Sejumlah 21 pasien positif rapid-test ini dalam pemantauan kita. Sebagian sudah dikarantina di Klinik Bakti Padma (khususnya dari kluster Temboro) dan di Hotel Grand Mega bagi tenaga medis. Semuanya gratis, dibiayai oleh pemerintah termasuk kebutuhan makan dan lainnya,” lanjut Wakil Bupati.
“Peran penting yang dapat kita lakukan bersama adalah berbagi informasi, menyampaikan edukasi, mencegah dan mengurangi resiko bencana yang akan maupun telah terjadi. Kami minta budaya sadar bencana sangat penting, guna membangun kesiapsiagaan kita semua ketika terjadi bencana atau wabah. Kita semua harus bisa komitmen patuh pada protokol kesehatan,” tambahnya.
Adapun Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Edi Sucipto, SKM, M.Kes, mengapresiasi masyarakat yang tetap terus mematuhi protokol kesehatan. Pihaknya meminta agar kewaspadaan dan kepatuhan ini terus ditingkatkan.
Edi Sucipto juga menerangkan bahwa jumlah positif rapid-test ini memang menjadi perhatian bersama. Menurutnya pengambilan rapid-test adalah upaya untuk melihat kemampuan kekuatan imunitas tubuh terhadap serangan virus, yang hasilnya akan kelihatan dalam waktu tujuh hari setelah kontak dengan pasien.
Lamanya pemeriksaan lab PCR ini menurutnya karena jumlah lab terbatas. Di Jawa Tengah sendiri, menurutnya hanya ada tiga yakni di Salatiga, Semarang dan Solo.
“Karena yang antri sample swab test semakin menumpuk, maka antrian pun panjang. Padahal kemampuan pemeriksaan lab nya sehari hanya 150 sample. Sedangkan pengiriman sample sehari bisa 700 lebih. Saat ini Semarang dan Salatiga sudah ditutup sementara karena sudah terlalu banyak sample yang masuk, guna menghindari penumpukan sample. Yang masih buka tinggal Solo, kita dari Blora ngirim sample nya ke Solo,” jelas Edi Sucipto.
“Sesuai permintaan IBI, bantuan ini akan kita salurkan kepada bidan-bidan praktek mandiri yang ada di desa-desa. Agar dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat bisa meliundungi dirinya dari potensi penularan penyakit,” kata Wakil Bupati.
“Dua minggu lalu kita telah menyalurkan masker sebanyak 1500 masker, untuk masyarakat utamanya untuk ibu hamil, ibu menyusui dan lansia. Sedangkan kali ini masker kesehatan dan sarung tangan medis,” ucapnya. (RED-HB01)