HALOBLORA.COM – Perkembangan persebaran wabah virus Corona atau Covid-19 di Kabupaten Blora nampaknya masih terjadi. Wakil Bupati, H. Arief Rohman, M.Si selaku Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora, dalam keterangan pers nya Rabu siang (13/5/2020), mengatakan bahwa hingga hari ini sudah ada 7 Kecamatan yang ditetapkan sebagai zona merah karena sudah ada kasus positif Covid-19.
“Tujuh Kecamatan yang masuk zona merah itu adalah Blora Kota, Cepu, Jepon, Ngawen, Kunduran, Kradenan dan Jati. Sedangkan zona orange yang sudah ada kasus rapid-test reaktif adalah Kecamatan Sambong, Kedungtuban, Randublatung, Banjarejo dan Todanan,” ucap Wakil Bupati.
Sisanya masih ada empat Kecamatan yang masih zona hijau, yakni Kecamatan Japah, Tunjungan, Bogorejo dan Jiken.
“Semoga yang masih hijau ini tetap bertahan. Kuncinya seluruh masyarakat harus tertib dan patuh pada protokol kesehatan yang seringkali disampaikan pemerintah,” lanjut Wakil Bupati.
Adapun data nya, menurut Wakil Bupati untuk Orang Tanpa Gejala (OTG)
“Rapid test reaktif semakin bertambah karena hasil tracking para pendatang dan petugas medis. Selanjutnya yang positif Covid-19 secara lab PCR (swab-test) ada 12 orang (3 meninggal, 9 sedang dirawat). Dari 12 ini didominasi dari kluster Temboro yang mencapai 50 persen, yakni 6 orang, selebihnya ada pendatang dari Jakarta, dan penularan dari kasus pertama Kunden,” ujar Wakil Bupati.
“Semoga hasil swab nya nanti negative semuanya, aamiin,” tambah Wakil Bupati.
“Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, hingga kini klinik Bakti Padma sudah penuh digunakan untuk isolasi pasien positif Covid-19 dan isolasi pasien rapid-test reaktif. Sedangkan pasien rapid-test reaktif dari tenaga medis diisolasi di Hotel Grand Mega Cepu dan Hotel Mustika Blora,” ungkap Wakil Bupati.
Selanjutnya pihaknya menyampaikan bahwa pemudik atau pendatang hingga semalam mencapai 31.068 jiwa. Pendatang diminta wajib lapor ke desa, isolasi mandiri 14 hari di rumah dan diminta jujur ketika memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, agar penanganan medisnya sesuai SOP dan tidak menyebabkan penularan ke tenaga medis.
“Kejujuran pasien sangat dibutuhkan oleh para tenaga medis,” pungkas Wakil